Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Kabupaten Asahan
GAMBARAN UMUM KABUPATEN
ASAHAN
SECARA GEOGRAFIS
Kabupaten Asahan
adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara ibu kota kabupaten ini
terletak di Kisaran. Kabupaten ini memiliki luas wilayah secara geografis
Kabupaten Asahan berada pada 2 derajat 30’00’’- 3 derajat 07’49’ Lintang Utara
dan 99 derajat 00’00” – 100 derajat 00’00” Bujur Timur, dengan ketinggian 0 – 2.000
m di atas permukaan laut. Pasca pemekaran, luas Kabupaten Asahan menjadi
370.221 ha, terdiri dari 25 Kecamatan, 177 desa dan 27 kelurahan, dengan
batas-batas, sebelah Utara : Kabupaten Batubara dan Selat Malaka sebelah Timur
: Selat Malaka, sebelah Selatan : Kabupaten Labuhan Batu dan Toba Samosir.
sebelah Barat : Kabupaten Simalungun. Selama ini tujuan wisata di provinsi
Sumatera Utara yang paling banyak diulas adalah objek-objek yang berada di
daerah sekitaran Danau Toba dan Berastagi. Padahal Asahan juga menyimpan banyak
destinasi wisata yang patut untuk dikunjungi. Salah satu objek yang menjadi
andalan di Daerah Asahan adalah Air Terjun Ponot. Air Terjun Ponot adalah
tempat yang tepat untuk rekreasi keluarga. Kegiatan yang bisa dilakukan di sana
antaralain, foto hunting, mandi dibawah derasnya air terjun. Sayangnya
fasilitas wisata yang tersedia di Air Terjun Ponot ini pun belum lengkap hanya
ada satu toilet, area parkir, kios makanan. Di samping itu, masih banyak tempat
Pariwisata yang memiliki potensi sama dengan Air Terjun Ponot antara lain
Alun-Alun Kota Kisaran, Arung Jeram Sungai Asahan, Bedeng 7, Goa Sigalapang,
Air Terjun Turunan Bolon, Museum Juang 45, Paccur Napitulu, Air Terjun
Simonang- Monang, Air Terjun Tangga, Danau Kelapa Gading, Danau Teratai.
Pemerintah Kabupaten Asahan telah melakukan promosi melalui media masa seperti
surat kabar dan brosur serta website, namun metode tersebut belum cukup untuk
menginformasikan banyaknya potensi tempat wisata di Daerah Asahan kepada
wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Penyajian informasi dalam bentuk
website dirasa kurang informatif karena hanya berisi narasi saja.
SEJARAH SINGKAT KABUPATEN ASAHAN
Perjalanan
Sultan Aceh “Sultan Iskandar Muda” ke Johor dan Malaka pada tahun 1612 dapat
dikatakan sebagai awal dari Sejarah Asahan. Dalam perjalanan tersebut,
rombongan Sultan Iskandar Muda beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai, yang
kemudian dinamakan ASAHAN. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah “Tanjung” yang
merupakan pertemuan antara sungai Asahan dengan sungai Silau, kemudian bertemu
dengan Raja Simargolang. Di tempat itu juga, Sultan Iskandar Muda mendirikan
sebuah pelataran sebagai “Balai” untuk tempat menghadap, yang kemudian
berkembang menjadi perkampungan. Perkembangan daerah ini cukup pesat sebagai
pusat pertemuan perdagangan dari Aceh dan Malaka, sekarang ini dikenal dengan
“Tanjung Balai”.
Dari hasil perkawinan Sultan
Iskandar Muda dengan salah seorang puteri Raja Simargolang lahirlah seorang
putera yang bernama Abdul Jalil yang menjadi cikal bakal dari kesultanan
Asahan. Abdul Jalil dinobatkan menjadi Sultan Asahan I. Pemerintahan kesultanan
Asahan dimulai tahun 1630 yaitu sejak dilantiknya Sultan Asahan yang I s.d. XI.
Selain itu di daerah Asahan, pemerintahan juga dilaksanakan oleh datuk-datuk di
Wilayah Batu Bara dan ada kemungkinan kerajaan-kerajaan kecil lainnya.
Tanggal
22 September 1865, kesultanan Asahan berhasil dikuasai Belanda. Sejak itu,
kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Belanda. Kekuasaan pemerintahan Belanda di
Asahan/Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Kontroler, yang diperkuat dengan
Gouverments Besluit tanggal 30 September 1867, Nomor 2 tentang pembentukan
Afdeling Asahan yang berkedudukan di Tanjung Balai dan pembagian wilayah
pemerintahan dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
·
Onder Afdeling Batu
Bara
·
Onder Afdeling Asahan
·
Onder Afdeling
Labuhan Batu.
Kerajaan
Sultan Asahan dan pemerintahan Datuk-Datuk di wilayah Batu Bara tetap diakui
oleh Belanda, namun tidak berkuasa penuh sebagaimana sebelumnya. Wilayah
pemerintahan Kesultanan dibagi atas Distrik dan Onder Distrik yaitu:
·
Distrik Tanjung
Balai dan Onder Distrik Sungai Kepayang.
·
Distrik Kisaran.
·
Distrik Bandar Pulau
dan Onder Distrik Bandar Pasir Mandoge.
Sedangkan
wilayah pemerintahan Datuk-datuk di Batu Bara dibagi menjadi wilayah Self
Bestuur yaitu:
·
Self Bestuur
Indrapura
·
Self Bestuur Lima
Puluh
·
Self Bestuur Pesisir
·
Self Bestuur Suku
Dua (Bogak dan Lima Laras).
Pemerintahan Belanda berhasil
ditundukkan Jepang (tanggal 13 Maret 1942), sejak saat itu Pemerintahan Fasisme
Jepang disusun menggantikan Pemerintahan Belanda. Pemerintahan Fasisme Jepang
dipimpin oleh Letnan T. Jamada dengan struktur pemerintahan Belanda yaitu
Asahan Bunsyu dan bawahannya Fuku Bunsyu Batu bara. Selain itu, wilayah yang
lebih kecil di bagi menjadi Distrik yaitu Distrik Tanjung Balai, Kisaran,
Bandar Pulau, Pulau Rakyat dan Sei Kepayang. Pemerintahan Fasisme Jepang
berakhir pada tanggal 14 Agustus 1945 dan 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Negara
Republik Indonesia diproklamirkan.
Sesuai
dengan perkembangan Ketatanegaraan Republik Indonesia ,maka berdasarkan UU
Nomor 1 Tahun 1945, Komite Nasional Indonesia Wilayah Asahan di bentuk pada
bulan September 1945. Pada saat itu pemerintahan yang di pegang oleh Jepang
sudah tidak ada lagi, tapi pemerintahan Kesultanan dan pemerintahan Fuku Bunsyu
di Batu Bara masih tetap ada. Tanggal 15 Maret 1946, berlaku struktur
pemerintahan Republik Indonesia di Asahan dan wilayah Asahan di pimpin oleh
Abdullah Eteng sebagai kepala wilayah dan Sori Harahap sebagai wakil kepala
wilayah, sedangkan wilayah Asahan dibagi atas 5 (lima) Kewedanan, yaitu:
·
Kewedanan Tanjung
Balai
·
Kewedanan Kisaran
·
Kewedanan Batubara
Utara
·
Kewedanan Batubara
Selatan
·
Kewedanan Bandar
Pulau.
Kemudian setiap tahun tanggal 15 Maret diperingati sebagai Hari Jadi
Kabupaten Asahan. Pada Konferensi Pamong Praja se-Keresidenan Sumatera Timur
pada bulan Juni 1946 diadakan penyempurnaan struktur pemerintahan, yaitu:
Sebutan Wilayah Asahan diganti dengan Kabupaten Asahan
·
Sebutan Kepala
Wilayah diganti dengan sebutan Bupati
·
Sebutan Wakil Kepala
Wilayah diganti dengan sebutan Patih
No comments: